Saturday, September 10, 2016

Hutang Bukan Soal Nominal namun soal kepercayaan, Jagalah!



                Hutang. Dalam hidup ini siapa yang tidak pernah berurusan dengan istilah yang satu ini. hampir semua orang pernah berurusan dengan istilah yang satu ini. Entah sebagai Penghutang maupun terhutang, tak peduli Tua-muda, kaya-miskin, entah dalam bentuk barang berharga, uang, atau dalam bentuk kredit / cicilan. Seoalah itu sudah menajdi bagian daari hidup kita

                Saya sendiri termasuk orang yang cukup berhati – hati ketika berurusan dengan masalah utang-piutang, saya berprinsip bahwa “Hidupku akan lebih damai tanpa hutang” saya tidak ingin membebani dir saya di masa depan,  untuk itu sebisa mungkin saya mencoba untuk menghindarinya kecuali kondisi tersebut memang benar-benar mendesak.

Semua orang pasti berfikir, namanya juga hutang pasti kondisinya mendesak? Memang benar, tapi tidak sedikit orang – orang di sekitar kita, sebut saja sahabat, teman, maupun saudara yang meminjam uang kepada kita meskipun kondisinya tidak benar – benar mendesak.  seperti ketika mereka menginginkan sesuatu tapi mereka tidak cukup bersabar untuk memilikinya dan  keuangannya belum bisa memenuhi keinginannya, alhasil kita sebagai orang terdekat mereka yang di jadikan andalan. Sebagai orang terdekat, kita tak kuasa untuk menolak permintaan mereka atau bahkan kita merasa senang karena bisa membantu menyelsaikan masalah mereka.

                Mudah bagi kita untuk memberikan bantuan kepada mereka, tapi sulit bagi kita untuk meminta hak kita kembali. Entah karena alasan merasa  tidak nyaman, takut menyinggung perasaan mereka, atau kita merasa pinjaman yang kita berikan kepada mereka terlalu kecil nominalnya sehingga kita tidak perlu memintanya dan hanya berharap mereka akan datang dengan sendirinya lalu mengembalikannya.

                Namun kenyataannya meski kita terus berharap bahwa mereka akan segera mengembalikannya, mereka justru tidak kunjung datang sesuai harapan kita. Bahkan ketika kita mencoba memberanikan diri untuk membahasnya justru ada berbagai macam alasan yang kita dapatkan dari mereka, ada yang hanya memberikan harapan palsu dengan terus menunda-nunda dari waktu yang pernah ia janjikan, ada yang berpura-pura tidak ingat, ada yang selalu berusaha menghindari kita bahkan ia sengaja mengganti kontak untuk bisa menghindari kita, tidak jarang juga ada yang tersinggung kemudian marah lantasan kita menagihnya padahal itu pertama kalinya kita menagih, bahkan yang paling parah sebuah hubungan bisa hancur karena masalah utang piutang. Saya tahu karena saya sendiri sering mengalaminya,bahkan kamu sendiri pernah mengalaminya.

                Ketahuilah sahabat sebenarnya saya tidak ingin menyinggung perasaanmu apalagi membuatmu marah karena masalah hutang, saya tidak ingin kalian menjauhiku bahkan membenciku hanya karena masalah hutang, saya tidak ingin hubungan kita hancur hanya karena masalah hutang.

                Saat kita meminjamkan uang, itu artinya kita mempercayakan uang itu padamu,kita percaya bahwa kamu adalah orang bisa menjaga kepercayaan itu, jagalah kepercayaan itu!. Berapapun nominal tidaklah penting selama itu bisa mengurangi beban masalahmu karena kamu adalah orang terdekat kami.  Janganlah kamu mengabaikan kepercayaan yang telah diberikan karena sulit bagiku untuk mempercayakan itu lagi padamu.

                Wahai kawan  Jika kamu sudah berjanji maka tepatilah, janganlah menghindariku karena saya tidak berbahaya, janganlah menjauhiku karena saya bukanlah penjahat, dan janganlah kamu berbohong karena saya pasti akan coba mengerti kondisimu. Yang saya inginkan ialah Jagalah kepercayaan itu, jagalah persahabatan kita, dan jagalah persaudaraan kita. Jangan sampai istilah “Hutang” mencoba merusak hubungan kita. Kalian adalah orang – orang terdekatku yang selalu memberi semangat dalam hidupku  dan tempatku berbagi dalam suka maupun duka.
               
Load disqus comments

0 comments